Senin, 08 April 2013

Pendekatan Interaksionisme Simbolik

Pendekatan Interaksionisme Simbolik

Pada hakiktanya manusia merupakan makhluk sosiol yang saling berinteraksi satu sama lain. Dalam buku Teori Sosiologi Klasik dan Modern karya Doyle Paul Johnson dan di terjemahkan oleh Robert M. Z. Lawang di jelaskan bahwa interaksi sudah terjadi sejak dari kecil. Hal ini dapat di lihat dari permainan yang dibuat oleh anak-anak. Permainan yang dibuat anak-anak mengambil symbol-simbol yang ada di sekitar mereka, misalnya kotak atau kardus dijadikan gedung-gedung rumah sakit,gudang,pos polisi, garasi mobil, sedangkan mereka sediri bisa berpura-pura menjadi polisi, pengemudi, atau doker. Namun, dunia anak sangtlah rapuh karena mudah mendapakan gangguan dari luar dan apabila sudah ada gangguan besar kemungkinan mereka malas untuk melanjutkannnya. Dalam dunia orang dewasa tentu berbeda dengan dunia anak-anak. Dunia manusia(interaksi antara orang dewasa) jauh lebih lama bertahan, tidak mudah erancam runtuh  karena perubahan seketka dalam suasana batin atau gangguan kecil. Dalam berinteraksi orang-orang dewasa juga menggunakan symbol-simbol tertentu, misalnya penggunaan starata sosial.[1]
Dalam sosiologi ada berbagai pendekatan untuk mempelajari pola perilaku manusia diantaranya, Pendekatan Organis, pendekatan individualis, dan pendekatan Interksional Simbolik. Dalam hal ini untuk menjelaskan masalah di atas maka dipakai pendekatan Interaksionisme Simbolik. Pendekatan interaksionisme simbolik (symbolic interactionism) bercirikan sikap (attitude) dan arti (meaning). Interaksianalisme Simbolik berorientasi pada diri atau pribadi (personality). [2]

[1]Lawang, Robert M.Z. 1986, hlm: 3
[2] Bachtiar, Wardi, M,S. 2006,hlm: 239


Hebert Blumer yang merupakan salah atu penganut pemikiran Mead menjabarkan pemikiran panutannya itu. Menurutnya pokok pikiran interaksionalisme simbolik ada tiga; yang pertama ialah bahwa manusia bertindak (act) terhadap sesuati (thing) atas dasar makna (meaning) yang dipunyai sesuatu tersebut baginya. Dengan demikian tindakan (act) seseorang penganur agama hindu di India terhadap seekor sapi (thing) akan berbeda dengan tindakan Penganut agama islam di Pakistan, Karena bagi masing-masing orang tersebut mempunyai makna yang berbeda. Blumer kemudian mengemukakan bahwa makna yang dipunyai sesuatu tersebut berasal atau muncul dari interaksi sosial antara soseorang dan sesamanya. Pokok ketiganya adalah bahwa makna diperlakukannya atau diubah melalui suatu proses penafsiran, yang digunakan orang dalam menghadapi sesuatu yang dijumpainya dengan maksud bahwa makna yang muncul dari interaksi tersebut tidak begitu saja diterimaoleh seseorang melainkan ditafsirkan lebih dahulu. [3]
Menurut Blumer interaksi simboli merujuk pada karakter interaksi khusus yang berlangsung antar manusia. Kemudian Blumer menentukan sebuah premis bahwa manusia itu memiliki “kedirian” (self). Manusia dapat membuat dirinya sendiri sebaga objek dari tindakannya sendiri, atau ia bertindak menuju pada dirinya sendiri sebagaimana ia dapat bertindak menuju pada tindakan orang lain. Oleh karena itu pokok-pokok premis pendekatan interaksi simbolik adalah “Masyarakat itu terdiri dari individu-individu yang memiliki kediran mereka sendiri(yakni membuat indikasi untuk diri mereka sendiri), tindakan individu itu merupakan suatu konstruksi dan bukansesuatu yang lepas begitu saja, yakni keberadaannya dibangun oleh individu melalui catatan dan penafsiran situasi di mana dia bertindak, sehingga kelompok atau tindakan kolektif itu terdiri dari bebeapa susunan tindakan beberapa individu, yang disebabkan oleh penafsiran individu atau pertimbangan individu terhadap setiap tindakan lainnya.” [4]
[3]  Sunarto, Kamanto,2000,hlm :35-36
[4] Zeitlin, Irving M. 1995, hlm: 331-332
  Menurut Helbert Blumer interaksionalisme simbolik bertumpu pada tiga premis yaitu :
1.      Manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan makna-maknaang ada pada sesuatu itu bagi mereka.
2.      Makna tersebut berasal dari “interaksi sosial seseorang dengan orang lain”.
3.      Makna tersebut disempurnakan disaat proses interaksi sosial berlangsung.
Interaksionalisme simbolik yang diketengahkan Blumer mengandung sejumlah rootimages atau ide-ide dasar, yang dapat diringkas sebagai berikut :
1.      Masyarakat terdiri dari manusia yang berinteraksi. Kegiatan tersebut saling bersesuaian melalui tindakan bersama, membentuk apa yang dikenal sebagai organisasi atau yang bisa disebut struktur sosial.
2.      Interaksi terdiri dari berbagai tindakan manusia yang berhubungan dengan kegiatan manusia yang lain. Interaksi-interaksinonsimbolis mencakup stimulus-respon yang sederhana. Interaksi simbolis mencakp “penafsiran tindakan”.
3.      Objek-objek tidak emempunyai makna interinsik, makna lebih kepada simbolik.
4.      Manusia tidak hanya mengenal objek eksternal, mereka dapat melihat dirinya sebagi obyek.
5.      Tindakan manusia adalah interpretative yang dibuat oleh manusia itu sendiri.
6.      Tindakan tersebut saling dikaitkan dan disesuaikan oleh anggota-anggota kelompok. [5]
 
 

[5] Bachtiar, Wardi, M,S, 2006,hlm :249-250



Rama Dadang Pratama
D0312063
Sosiologi A
Mata Kuliah Azaz-Azaz Sosiologi
Dosen : Akhmad Rahmdhon

DAFTAR PUSTAKA

Bachtiar, Wardi,M,S.2006. Sosiologi Klasik dari Comte hingga Parsons.Bandung : Remaja rosdakarya.
Lawang, Robert M.Z.1986. Teori Sosiologi Klasik dan Modern oleh Doyle Paul Johnson.Jakarta : PT. Gramedia
Sunarto, Kamanto. 2000. Pengantar Sosiologi. Jakarta :lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Zetlin, Irving M. 1995. Memahami Kembali Sosiologi. Yogyakarta :Gajah Mada University Press.



Jumat, 10 Agustus 2012

SANG TOKOH



kenangan OSMARU UNS 2012





MANDIRI MEMBAWA SUKSES



“tok tok.. adhi? Ada tamu nie buat kam.” Terdengar suara angga temen kos ku
“Hah tamu? Siapa ya?” fikirku dalam hati. “Oh ya bentar..” teriak ku sambil memakai baju seadanya keluar kamar. “ mama ? papa? Kok kalian ke sini?” ucapku kaget saat kulihat bonyokku terduduk di ruang tamu seadanya. “ jadi benar kamu kos disini adhi?” kata mama ku sambil berdiri mengampiri aku sambil melihat sekeliling dengan pandangan jijik. “ya mah” jawabku smbil Cuma bisa tersenyum. “kenapa kamu pilih disini? Bukankah dengan uang yang papa kirimkan kamu bisa kos atau kontrak yang lebih bagus malah kamu bisa membeli rumah sendiri disini. Kenapa kamu malah memilih disini? Kamu tidak pakai narkoba kan?” sederet pertanyaan pun terucap oleh papaku. “hah narkoba?”sentak kaget mamaku. Ya tak mungkin lah pah, aku masih tau diri.
“lalu kamu pilih tinggal di sini?” tanya papa heran. “ya kenapa?” Tanya mama menimpal
“Begini mah,pah…””
“hei nama mu siapa?” Tanya seorang laki-laki yang sebaya di sampingku. “oh gue ardi, lha loe siapa?tanyaku balik. “aku joko, asal mana? Jakarta ya?” tanyanya lagi. “hah kok tau? loe juga anak Jakarta?” Tanyaku terheran. Oh bukan aku anak tuban cuma pernah meratau di Jakarta jadi ya hafal wajah-wajah anak Jakarta.hehehe.” tawanya ringan. “Merantau? Bagaimana bisa? loe juga kuliah disini kan? Di management juga kan?. Tanya ku heran.
“ya aku juga maba kok. lho kenapa gak? Kita harus belajar mandiri sejak  awal” timpalnya. “mandiri? loe di Jakarta sekolah? . Tanya ku antusias.” Ya aku sekolah di sana juga bekerja ya lebih bisa dibilang usaha.” Jawabnya. “bekerja? Emang bonyokmu  tidak bisa biayai loe? Kok malah loe kerja?” tanyaku lagi. “iya..,kalo mengandalkan beasiswa aku juga tidak terlalu pintar. Ya udah aku iseng cari usaha.” Terangnya.” Ouw… emang loe usaha apa?Tanya ku penasaran. “Ya banyaklah..jadi ojek payung aku juga pernah, tetapi sekarang ini aku lagi bisnis makanan. Apa kamu mau iku?” ajak dia. “Hah? Emang gue bisa? gue kan Cuma seorang..” “seorang mahasiswa biasa yang terbiasa di manja?” potong dia.
“mmm ya begitulah…” balasku kebingungan.” Emang apa yang bisa gue lakukan?” tanyaku lagi. “banyak kamu bisa membantu pokoknya.” Jawabnya enteng.
Mingggu mulai berlalu aku bersamanya. Bersama sahabat baruku yang sangat menginspirasi aku.  Kami mulai membuka usaha sebuah makannan ringan atau cemilan . kami memanfaatkan keramaiaan para mahasiswa. “keripik pedas keripik pedas..” teriak kami disetiap berjualan. Suara kami begitu mengaung di gedung-gedung kampus.
“Trus pa hubungannya dengan kamu tinggal di sini?” mama memotong ceritaku. “Bentar lah biar dia selesaikan dulu ceritanya.” Bela papaku.
Suatu hari sebuah masalah datang.kami mulai kekurangan modal arena banyaknya permintaan. Hinga akhirnya saya meminjam uang papa. “meminjam uang papa? Apa maksudmu?” timpal mamaku lagi.  “ya mah.. uang yang dari papa sebenarnya tak pernah aku pakai. Kalau pun aku pakai cuma sebagai pinjamaan. Kalo mama dan papa tidak percaya silahkan cek saja.” Jelasku.
“ya sekarang papa paham kenapa kamu tinggal di sini. Kamu ingin mandiri dengan usahamu sendirikan?” kata papa.” Ya pah..” aku mengiyakan. “tapikan kamu di  sekolahkan di sini kan untuk meneruskan perusahaan papa.” Kata mama. “ ya mah, tapi tidak ada salahnya kan. kita  punya usaha sendiri?” kataku.
“lha trus gimana sekarang bisnis mu itu? Tanya papa padaku. “ ya lumayan lah pah sudah punya 5 stand dan juga 1 rumah produksi.” Jelasku. “wah lumayan juga ya.” Senyum semangat trepancar dari wajah papa. “Tapia pa ini tidak menggangu kuliahmu?” tanya mama masih tak setuju. “bentar ya mah, pah..” aku langsung ngeloyor ke kamar. “mama lihat saja sendiri..” aku meyerahkan hasil belajarku ke mama. Tampang tak percaya pun terpancar dari wajahnya.
“lalu mana temanmu yang bernama joko itu?” kata mama mengalihkan perhatian. “dia sedang menempati rumah produksi mah.” Jawabku. “Kenapa kamu tidak ikut tinggal di sana? Bukankah akan lebih hemat buatmu? Tanya papaku. “tidak pah.. aku ingin cari tempat yang focus untuk belajarku juga.” Jawabku. “kenapa tempat ini? Emang tidak ada kos lain?” kata mama. “ya begini lah mah hany ini yang dapat aku sewa dengan uang yang aku punya.
“ya sudahlah mah biar dia belajar. Belajarkan bukan Cuma dari guru saja tetepi juga pengalamaan.” Kata papaku.”ya udah deh… tapi kamu hati-hati ya? Jaga kesehatan.” Saran mamaku. “ya mah pah..” jawabku. “yaudah papa dan mama pamit dulu ya? Yuk mah.” Kata papaku berpamitan. “Lho tidak mampir dulu ke rumah produksi kami pah?” ajak ku. “kapan-kapan saja ya.. papa dan mama masih ada perlu.” Tolak ayah. “yaudah deh..” jawabku.
Pada akhirnya papa dan mama pun pulang. Kesibukan kantor akan menunggu mereka.
Dan perjalananku masih panjang. Perusahaanku haris maju dan berkembang pesat.